Berita
Baca Berita
KEPEMIMPINAN TRANFORMATIF DENGAN PENDEKATAN AGILE MANAJEMEN DI LINGKUNGAN SATUAN PENDIDIKAN AL-MUMTAZ PONTIANAK
A. Latar Belakang Masalah
Dampak Revolusi Industri 4.0 Dan Society 5.0 menuntuk pengembangan kompetensi ke arah future skill dan hal ini juga sangat erat kaitannya dengan proses pendidikan.
Dampak pandemic Covid 19 juga memberikan dampak dalam proses pendidikan diantaranya perubahan gaya hidup dan pendekatan yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
Proses pembelajaran yang dikembangkan menekankan pada kebutuhan agar siswa belajar mencari dan menemukan arah mereka sendiri melalui cara yang bermakna dan bertanggung jawab (agen siswa) dan dilengkapi dengan interaksi dan bimbingan dari teman sebaya, orang tua, guru, masyarakat, dll. (ko-agen)
Selain itu siswa dituntut mampu mengidentifikasi pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai, dan kemampuan inti yang perlu dikembangkan agar dapat maju dan sejahtera pada tahun 2030 .Perubahan dari pembangunan pengetahuan menuju pembangunan keterampilan, sikap, nilai, dan kompetensi yang lebih luas .
B. Kepemimpinan Transformatif di Sekolah Islam Terpadu Al-Mumtaz
Pemimpin adalah seseorang yang mampu memberikan arahan, memberi energi kepada orang lain, dan memperoleh komitmen sukarela mereka terhadap visi dan misi sekolah.
Menurut Purwanto (Handayaningrat 1996: 70) menjelaskan syarat-syarat minimal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu :
1. Watak yang baik (karakter, budi, dan moral).
2. Intelegensia yang tinggi.
3. Kesiapan lahir dan batin.
4. Syarat-syarat lainnya yang diperlukan, yakni.
a. Sadar akan tanggungjawab.
b. Memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang menonjol.
c. Membimbing dirinya dengan asas-asas dan prinsip-prinsip kepemimpinan.
d. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dan perintah-perintah dengan penuh tanggungjawab (correct) serta mampu membimbing anak buahnya dengan baik dan menggemblengnya menjadi suatu kesatuan yang efektif.
e. Mengenal anak buahnya, memahami sepenuhnya akan sifat dan tingkah laku masing-masing dalam segala macam keadaan, suasana, dan pengaruh.
f. Paham akan cara bagaimana seharusnya mengukur dan menilai kepemimpinannya.
َ كَّل ِضُيَ ى ف َوَهْ ال ِعِبَّتَ لا ت َ و ِ قَحْال ِ ب ِ اسَّ الن َنْيَ ب ْمُكْ احَ ف ِضْرَ ْ ي الْ ِ ف ًةَ يف ِلَ خ َ اك َنْلَعَ ا ج َّنِ إ ُدُ او َ اد َي ِ اب َسِحْ ال َمْوَ وا ي ُسَ ا ن َمِ ب ٌ يد ِدَ ش ٌ ابَذَ ع ْمُهَ ل ِ َّ اللَّ ِ يل ِبَ س ْنَ ع َ ون ُّل ِضَ ي َ ين ِذَّ ال َّنِ إ ِ َّ اللَّ ِ يل ِبَ س ْنَ ع
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah SWT. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah SWT akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.”
(Qs Shad: 26)
Ginsburg (2000: 132) menyebutkan bahwa salah satu kriteria kepemimpinan yang efektif adalah apabila pemimpin dapat memberikan contoh teladan tentang standar kinerja, dedikasi, integritas dan loyalitas yang tinggi, serta mengharapkan yang sama dari orang lain. Filosofi kepemimpinan Ki Hajar Dewantara dalam dunia sekolah dan dunia kependidikan secara lengkap adalah ing ngarso sung tulodo (pemimpin sebagai teladan), ing madyo mangun karso (pemimpin yang dapat membangkitkan semangat), dan tut wuri handayani (pemimpin yang mampu memberikan kepercayaan, mendorong dan mendukung
Para bawahan.
Para pimpinan di SIT Al-Mumtaz yang terdiri dari kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah di masing – masing bidang yang ada di satuan pendidikan, dalam proses pemilihannya, dilakukan secara objektif dan transparan dengan memperhatikan kriteria yang sudah disebutkan sebelumnya dalam tulisan ini.
Sehingga siapapun yang mendapatkan tugas menjadi pimpinan dituntut agar dapat melakukan transformasi sehingga dapat professional menjalankan tugasnya masing –masing sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Diantara kompetensi yang harus dimiliki oleh pimpinan SIT Al-Mumtaz sebagai pemimpin yang transformatif yaitu :
a. Memiliki ketrampilan social, kepekaan terhadap situasi sosial dan dapat bertindak sesuai dengan situasi. Terlebih SIT Al-Mumtaz berada di tengah –tengah lingkungan masyarakat, tentu kondisi seperti ini menuntut para pimpinan di lingkungan SIT mampu memahami kondisi social masyarakat sekitar dalam proses pendidikan.
b. Memiliki kebijaksanaan, bijak dan terbuka untuk perspektif orang lain. Pimpinan yang memiliki latar belakang yang berbeda – beda, dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuan saling memahami dan tetap kritis secara objektif diantara sesama pimpinan.
c. Berani bertindak untuk mempertahankan dan melakukan hal-hal yang dianggap benar serta mampu menghadapi permasalahan.
d. Keputusan yang dibuat harus mempertimbangkan kebaikan bersama dan mengatasi masalah yang ada untuk memberi pengaruh yang besar dalam kemajuan sekolah di masing – masing satuan pendidikan.
Oleh: Masrupah, S.Pd.
Copyright © 2020 Yayasan Al-Mumtaz Pontianak. all rights reserved.